Thursday, April 15, 2021
  • Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kanigoro Newsline
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling
  • Login
No Result
View All Result
Kanigoro Newsline
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling
No Result
View All Result
Kanigoro Newsline
Home Artikel

Doa Abu Nawas, Doa Tifatul

Redaksi by Redaksi
28 January, 2018
in Artikel
240
0
492
SHARES
1.4k
VIEWS

Oleh: M. Anwar Djaelani,
tinggal di www.anwardjaelani.com

Abu Nawas itu fenomenal, terutama dengan ‘karya’ doanya yang masyhur sampai kini. Doa itu telah lebih dari 10 abad menginspirasi banyak orang di banyak negeri. Sementara, di negeri ini, dua doa di Sidang MPR –yaitu di 2017 dan 2016- juga fenomenal karena menuai aneka respon. Ada apa?

[read more=”Selengkapnya”]

BacaJuga

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

Primitif Pemikiran Politik KSP Moeldoko

Doa dan Nasihat
Banyak kisah bahwa doa bisa memengaruhi si pendoa atau pendengarnya. Cermatilah doa Abu Nawas ini: “Duhai Tuhanku. Aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku ….” Maka, lihatlah fakta ini: Sambil menunggu waktu shalat, doa (dalam bahasa Arab) itu masih rutin dilantunkan di banyak Mushalla atau Masjid, terus menginspirasi (www.republika.co.id 01/03/2009).

Kisah lain. Di sebuah Latihan Kepemimpinan yang diselenggarakan beberapa hari, di penutupan diakhiri dengan “Renungan Malam”. “Islam itu agama dakwah. Semua Muslim wajib berdakwah. Andai sendirian-pun kita harus tetap berdakwah, bahkan meski harus bertaruh nyawa. Maka, Yaa Allah, kuatkan kami andai di suatu saat harus tandang gelanggang walau seorang….. Yaa Allah, jangan biarkan kami kembali pulang sebelum memenangkan kerja amar makruf nahi munkar”.

Banyak peserta yang tersentuh. Di kemudian hari, banyak di antara mereka yang lalu benar-benar bisa “menghidupkan” isi doa itu. Sebagian mereka menjadi aktivis dakwah –dalam pengertian luas- yang tangguh.

Apa yang hendak disimpulkan dari dua ilustrasi di atas? Pertama, kita memang harus rajin berdoa sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya. Isi doa tentang yang baik-baik dan termasuk yang paling sedang kita butuhkan. Doa bisa dalam bahasa yang kita mengerti. Kedua, terbukti doa bisa memiliki fungsi lain yaitu sebagai pemberi nasihat dan penggugah kesadaran bagi si pendoa maupun yang mengamininya.

Alhamdulillah, negeri ini negeri religius. Pertama, simaklah paragraf ketiga Pembukaan UUD 1945: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Kedua, negeri ini bisa dibilang “Negeri Doa”. Coba lihat, nyaris tak ada acara di sekitar kita –resmi atau tak resmi- yang tak diakhiri dengan pembacaan doa.

Terkait itu, mari cermati doa di Sidang MPR pada 16/08/2017. Doa itu dipimpin Tifatul Sembiring. Doa itu lalu ramai diperbincangkan karena ada kalimat ini: “Beri petunjuk Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo. Gemukkanlah badan beliau yaa Allah, karena kini terlihat semakin kurus. Padahal tekad beliau dalam membangun bangsa dan negara ini tetap membaja untuk maju terus agar menjadi bangsa yang adil makmur dan sejahtera. ……………..”

Publik ramai membincang kalimat itu, terutama soal ‘elok’ atau ‘kurang elok’ rasa berbahasanya. Padahal, dari sisi isi, baik. Terlebih lagi, jika kita hubungkan dengan rangkaian doa berikutnya. Rasakanlah!

“Curahkanlah hidayah-Mu petujuk jalan yang lurus kepada beliau. Kokohkanlah keimanan dan ketakwaan di dada beliau”. /“Tanamkanlah rasa sayang di dada beliau kepada rakyat, cinta kepada umat, menghormati dan mencintai para ulama yang istiqamah. Sebab ulama itu adalah pewaris Nabi SAW. Tunjukilah beliau Yaa Allah agar tetap berlaku adil sebagai pemimpin negeri yang kami cintai ini”. /….. “Yaa Allah Yaa Malikalmulki, hadirkanlah pemimpin-pemimpin negeri yang sholihin, pemimpin-pemimpin yang lebih takut kepada Engkau Yaa Allah, daripada takut kepada partainya. Yang lebih takut kepada dahsyatnya azab-Mu Yaa Allah daripada jabatan dunia yang sementara ini”.

Di atas itu adalah petikan dari doa Tifatul Sembiring yang menggugah kesadaran. Sebelumnya, doa yang serupa itu ada. Kita, misalnya, ingat kepada doa di Sidang Paripurna MPR RI 16/08/2016. Kala itu Muhammad Syafi’i -anggota DPR RI- mendapat amanah untuk memimpin doa. Maka –tanpa teks- berdoalah dia. Berikut ini sebagian doa itu.

“Yaa Rahman! …. Betapa hukum kami seperti mata pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas sehingga mengusik rasa keadilan bagi bangsa ini./ Wahai Allah! Memang semua penjara over capacity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir. …. Kami tahu pesan dari Sahabat Nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat, tapi karena orang-orang baik belum bersatu, …. atau belum mendapat kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu./ …. Jauhkan kami, Yaa Allah, dari pemimpin yang khianat – yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat./ Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka! Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini…”/

Atas doa Muhammad Syafi’i itu banyak yang mengapresiasinya. Pertama, materi yang disampaikan di doa itu dirasa memang benar adanya. Kedua, materi yang diungkap dan sekaligus dimintakan jalan keluarnya kepada Allah dirasakan bisa mewakili aspirasi dari rakyat banyak. Ketiga, isi doa tersebut diharapkan bisa menjadi nasihat bagi pihak-pihak yang terkait.

Dari uraian ringkas di atas, terasa bahwa doa sangat bisa menggugah kalbu. Doa sangat bisa membangun jiwa. Di samping itu, doa juga sangat bisa menggugah keinsyafan. Doa sangat bisa membangunkan kesadaran.

Tersebab Titah
Alhasil, doa itu inti ibadah. Kita bahkan diminta untuk memerbanyak berdoa. Mintalah apa saja yang baik-baik dan terutama yang sedang paling kita butuhkan. Jika itu sudah kita kerjakan, maka tak seorangpun boleh menyoal doa kita. Sebab, yang meminta kita berdoa adalah Allah: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan ….” (QS Mu’min [40]: 60). [/read]

Tags: Doa Sidang MPR

RelatedPosts

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

14 April, 2021
Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

14 April, 2021

Primitif Pemikiran Politik KSP Moeldoko

11 April, 2021

Jurnalisme Rilis dan Corong Penguasa

5 April, 2021

Jalan Sunyi Taman Bacaan di Indonesia

28 March, 2021

Tertarik Memulai Olahraga Yoga? Intip 7 Pilihan Matras Yoga Terbaik Ini!

26 March, 2021

POPULAR NEWS

  • Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

    Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

    562 shares
    Share 225 Tweet 141
  • PW PII Jawa Timur Usung Visi SEHATI

    555 shares
    Share 222 Tweet 139
  • Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

    547 shares
    Share 219 Tweet 137
  • Bantuan Logistik, Air Bersih, dan Tenaga Kesehatan Masih Dibutuhkan Korban Banjir Bandang NTT

    541 shares
    Share 216 Tweet 135
  • Milenial Indonesia: Maraknya Terorisme Bukti Kegagalan Sistem Pendidikan!

    535 shares
    Share 214 Tweet 134
Kanigoro Newsline

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc.

Follow us on social media:

Recent News

  • Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan
  • Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini
  • Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Category

  • Artikel
  • Berita
  • Dunia Islam
  • Featured
  • Gallery
  • Jalan Pinggir
  • Karikatur
  • Polling
  • Video

Recent News

Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan

Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan

15 April, 2021
Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini

Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini

15 April, 2021
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling

© 2021 Kanigoro - Kanigoro Newsline

No Result
View All Result
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling

© 2021 Kanigoro - Kanigoro Newsline

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In