Thursday, April 15, 2021
  • Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kanigoro Newsline
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling
  • Login
No Result
View All Result
Kanigoro Newsline
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling
No Result
View All Result
Kanigoro Newsline
Home Artikel

Bahaya Pernyataan Divisive

Redaksi by Redaksi
31 January, 2018
in Artikel
245
0
491
SHARES
1.4k
VIEWS

Oleh Imam Shamsi Ali*

Dalam sebuah sabdanya nabi pernah mengingatkan: “barangsiapa yang bisa mengontrol lidahnya syurga dijamin baginya”.

Pernyataan baginda rasulullah SAW itu sangat mendasar, khususnya dalam konteks hubungan antar manusia, dan lebih khusus lagi ketika hubungan itu berkaitan dengan publik kemasyarakatan.

Kata pepatah: “lidahmu harimaumu”. Lidah bisa menjadi kunci perdamaian dunia. Tapi lidah juga bisa menjadi pemicu peperangan antar manusia.

Peranan lidah yang krusial dalam kehidupan manusia itu menjadikannya salah satu objek yang dipakai sebagai sumpah Allah dalam Al-Quran. Sebagaimana difirmankan: “wa lisaanan wa syafataen” (demi lisan dan kedua bibir).

BacaJuga

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

Primitif Pemikiran Politik KSP Moeldoko

Oleh karenanya setiap kata yang terucap oleh lisan atau lidah terjaga ketat oleh dua malaikat. Sebagaimana firmanNya: “dan tidaklah terucap sebuah kata kecuali ada malaikat Raqeeb dan Atiid (mencatatnya).

Sedemikian sensitifnya ucapan atau kata-kata sehingga mewakili seluruh prilaku manusia. Karena sesungguhnya yang dicatat oleh kedua malaikat Raqeeb dan Ateed itu adalah seluruh prilaku manusia, baik dalam kata maupun dalam aksi.

Ucapan tokoh

Di sinilah pentingnya kita saling mengingatkan untuk menjaga lisan atau kata. Apalagi jika kata itu dalam bentuk pernyataan seorang tokoh, baik tokoh agama maupun tokoh politik. Karena pernyataan seorang tokoh itu sangat sensitif dan akan berdampak luas kepada khalayak publik.

Seorang tokoh seharusnya bijak dalam berkata dan berprilaku. Sebab kata dan prilakunya akan menjadi panutan di satu sisi, dan akan cepat mendapat penilaian publik di sisi lain. Apakah itu positif atau sebaliknya negatif.

Yang paling berbahaya adalah ketika pernyataan publik itu terlontar dari seorang tokoh nasioanal, dan mengarah kepada pernyataan “divisive”.

Ambillah sebagai contoh. Ketika seorang tokoh mengatakan bahwa di negara Indonesia ini hanya orang-orang Islam yang tergabung dalam dua organisasi yang dianggap loyal kepada negara, yaitu warga Muhammadiyah dan warga NU. Dan kerenanya kerjasama dan dukungan pemerintah hanya ditujukan kepada kedua organisasi ini.

Semakin runyam ketika ditambah dengan penekanan bahwa selain kedua organisasi ini tidak loyal dan cenderung melakukan makar kepada negara. Dan karenanya harus diamati dan diawasi.

Di negara ini ada 200 juta lebih umat Islam. Sementara yang tergabung dalam dua organisasi besar itu hanya sekitar 70 juta umat. Lalu apakah 130-an juta anggota umat di negara ini tidak loyal dan berbahaya kepada negara?

Jelas pernyataan ini sangat tidak sensitif dan tidak realistis. Bahkan boleh jadi menjadi pernyataan “divisive” yang membawa kepada perpercahan dan permusuhah di antara elemen-elemen bangsa.

Pernyataan seperti itu jelas membangkitkan kecurigaan di antara elemen-elemen bangsa, khususnya dalam tubuh umat Islam. Sebab selain Muhammadiyah dan NU, akan merasa dianak tirikan dan dikucilkan, bahkan dianggap berbahaya dan tidak loyal kepada negara.

Pernyataan ini juga sekaligus merendahkan nilai ukhuwah dan kesatuan umat. Seolah umat ini dalam menyikapi negara saling berlawanan. Ada yang loyal dan tidak sedikit pula yang berbahaya kepada negara.

Umat Islam sadar akan keragaman yang ada dalam tubuh umat. Baik itu keragaman pemikiran dan pemahaman keagamaan, maupun keragaman dalam organisasi sosial kemasyarakatan. Tapi satu hal yang secara mendasar dipahami oleh umat ini adalah bahwa semuanya bersatu dan berukhuwah dalam membangun loyalitas kepada agama dan negara.

Loyalitas dan kecintaan umat Islam tidak terpilah-pilah dan tersekat-sekat di antara kompartmen agama dan negara. Sebab umat jugalah dalam sejarah merebut kemerdekaan, mempertahankannya, hingga kepada membangun dan mengisi kemerdekaan berada di garda terdepan.

Ambillah sebagai misal perumusan Pancasila dan UUD 45 melibatkan ulama-ulama besar, baik dari kalangan Muhammadiyah, NU dan elemen-elemen umat lainnya.

Dan karenanya merupakan sebuah blunder jika menyatakan bahwa mayoritas umat ini tidak loyal kepada negara, Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Khawatirnya pernyataan ini ditangkap oleh umat sebagai bentuk kriminalisasi umat. Semoga tidak!

Jakarta – Lombok, 31 Desember 2018

* Presiden Nusantara Foundation

RelatedPosts

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

14 April, 2021
Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

14 April, 2021

Primitif Pemikiran Politik KSP Moeldoko

11 April, 2021

Jurnalisme Rilis dan Corong Penguasa

5 April, 2021

Jalan Sunyi Taman Bacaan di Indonesia

28 March, 2021

Tertarik Memulai Olahraga Yoga? Intip 7 Pilihan Matras Yoga Terbaik Ini!

26 March, 2021

POPULAR NEWS

  • Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

    Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

    562 shares
    Share 225 Tweet 141
  • PW PII Jawa Timur Usung Visi SEHATI

    555 shares
    Share 222 Tweet 139
  • Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

    547 shares
    Share 219 Tweet 137
  • Bantuan Logistik, Air Bersih, dan Tenaga Kesehatan Masih Dibutuhkan Korban Banjir Bandang NTT

    541 shares
    Share 216 Tweet 135
  • Milenial Indonesia: Maraknya Terorisme Bukti Kegagalan Sistem Pendidikan!

    535 shares
    Share 214 Tweet 134
Kanigoro Newsline

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc.

Follow us on social media:

Recent News

  • Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan
  • Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini
  • Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Category

  • Artikel
  • Berita
  • Dunia Islam
  • Featured
  • Gallery
  • Jalan Pinggir
  • Karikatur
  • Polling
  • Video

Recent News

Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan

Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan

15 April, 2021
Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini

Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini

15 April, 2021
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling

© 2021 Kanigoro - Kanigoro Newsline

No Result
View All Result
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling

© 2021 Kanigoro - Kanigoro Newsline

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In