Thursday, April 15, 2021
  • Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kanigoro Newsline
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling
  • Login
No Result
View All Result
Kanigoro Newsline
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling
No Result
View All Result
Kanigoro Newsline
Home Artikel

90 Menit Dengan Habib Rizieq di Makkah

Redaksi by Redaksi
6 April, 2019
in Artikel, Featured
237
0
90 Menit Dengan Habib Rizieq di Makkah
491
SHARES
1.4k
VIEWS

Oleh: Ilham Bintang, Jurnalis Senior dan Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

Sosok Habib Rizieq Shihab (Habib Rizieq/HRS) tak banyak berubah dalam “pengungsiannya “. Tetap semangat, energik, menggebu- gebu, humoris dan sesekali “menyalak” untuk penekanan prinsipnya. Tiada kesan sama sekali punya kesusahan. Padahal, April ini sudah dua tahun dia di tanah suci dengan status cekal, tak boleh keluar dari Saudi Arabia.

Itulah kesan yang saya peroleh ketika bertamu di rumah HRS yang berjuluk Imam Besar Umat Islam Indonesia di Makkah, Rabu (3/4) petang. Menghapus anggapan saya semula, mengira dia sengsara dalam pengasingan, dan karena itulah sebab utama mendorong saya menemuinya. Silaturahmi dengannya tak dinyana berlangsung sekitar 90 menit. Diakhiri dengan salat Ashar berjamaah yang diimami oleh tuan rumah.

Dalam perbincangan sore itu, dia mengutarakan kerinduannya pada Tanah Air. Ia ingin kembali untuk setidaknya, satu hari saja. Hadir pada Pemilu 17 April untuk menggunakan hak pilihnya . Ia sudah mengajukan surat kepada pihak berwenang di Saudi yang mencekalnya. Cekal?

“Itu saya tahu atas permintaan pemerintah Indonesia. Pemerintah Saudi sendiri lebih suka menggunakan alasan demi keselamatan jiwa saya. Pemerintah Saudi sangat baik terhadap saya dan keluarga. Memperlakukan saya sangat istimewa, “ ungkap HRS.

BacaJuga

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

Kalau baik, kenapa Anda dicekal, dan tidak menggugat itu?

“Orang baik masak saya gugat? Mereka kan bertindak atas permintaan Jakarta, melalui saluran G to G (saluran pemerintah),” sahutnya.

Kalau begitu kenapa tidak menggugat pemerintah Indonesia, melalui lawyer di Jakarta, misalnya?

“Sudah. Seribu lawyer sudah menyoal itu, tetapi tidak pernah digubris. Makanya saya berkesimpulan kasus saya bukan kasus hukum, yang bisa diselesaikan dengan kaidah hukum. Kasus overstay saya di Saudi sudah diputihkan. Nol. Ini baru tiga minggu lalu. Kasus saya kasus politik. Mungkin, yah, mungkin, selesai sendiri setelah Pemilu di Indonesia, “ ucapnya menduga sambil melepas tawa.

Anda sudah mengajukan permohonan pulang ke Indonesia. Seberapa besar peluang dikabulkan?

“ Fifty – fifty,” sahutnya cepat.

Habib Rizieq Shihab tinggal bersama Umi Syarifah Fadhlun, isterinya, dan tiga puterinya di sebuah apartemen yang cukup luas di daerah Syari’ Sittin District Makkah, sekitar 7 km dari Masjidil Haram. Empat anaknya tetap tinggal di Jakarta.

Selain dengan anak isteri, sehari-hari HRS mendapat pengawalan sekitar 10 jamaahnya. Seperti yang tampak hari itu. Namun, tidak jelas apakah mereka juga tinggal seapartemen dengan HRS. Penulis Buku “Hancurkan Liberalisme, Tegakkan Syariat Islam” menyebut pengawalnya itu pengurus FPI di Saudi. Mayoritas mereka adalah Mukimin yang belasan sampai puluhan tahun tinggal di Saudi.

Saya tiba di rumah HRS pukul tiga siang. Diantar oleh Irgian Yudhi Bakhtiar, staf sebuah biro perjalanan yang mengurus umrah saya di Tanah Suci. Ruang tamu HRS cukup luas. Bisa menampung sekitar 100 tamu, digabung dengan ruang terpisah untuk tamu perempuan sekitar 50 jamaah mencapai 150 orang. Sebesar itulah jumlah rata-rata tamu setiap hari di rumah HRS.

Dalam hal ini, dengan tidak bermaksud berkelakar, Irgi bilang sejak mukim di Makkah, praktis sejak itu rumah HRS masuk dalam agenda jamaah haji maupun umrah untuk diziarahi. Irgi tahu itu, karena ia sering juga mengantar jamaah travelnya ke sana. Terakhir, ia mengantar Anggota DPR-RI dari PAN, Eko Patrio ke rumah HRS.

Ketika tiba di ruang tamu sudah ada sekitar 40 jamaah berada di situ. Menunggu Habib Rizieq datang. Mereka jamaah dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga WNI yang sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun bermukim di Saudi.

Tuan rumah menyediakan aneka makanan ringan buat para tamu. Mulai dari kurma sampai dodol garut dan beberapa kue kering lainnya, termasuk teh Arab, dan air mineral. Lima – enam orang staf HRS tak putus -putus keluar masuk dapur untuk menyajikan penganan. Staf lain menjaga telepon untuk menerima kontak tamu yang sudah disetujui bertemu dengan punggawa ormas Front Pembela Islam itu. Ada juga bertugas sebagai penjaga pintu.

“Ini salah satu keistimewaan yang saya peroleh dari Pemerintah Saudi. Boleh menerima tamu dalam jumlah banyak di rumah. Ini mewah sekali. Karena ini tidak mudah. Jangankan saya yang warga asing, warga Saudi sendiri pun tidak akan bikin pertemuan seperti ini kalau tak mau berurusan dengan pihak yang berwajib,” cerita HRS.

Jumlah tamu itu pun sudah dibatasi dan diseleksi. Kalau tidak, tamu yang datang bisa meluber sampai ke lapangan parkir luar, bahkan di jalanan. Semua jamaah haji maupun umrah mau ziarah ke rumahnya. Terpaksa diatur dua tamu mewakili tiap travel.

Tamu- tamu harus dapat konfirmasi dari satu pintu: staf yang satu-satunya ditugaskan untuk itu. Kasus penyusup yang menempel bendera ISIS di rumahnya tempo hari membuatnya trauma. Sejak itulah tamu diperketat. Gegara itu seharian HRS diinterogasi polisi Saudi.

Saya pun menempuh prosedur itu. Irgi yang mengatur. Sejak hari pertama tiba di Makkah saya sudah berniat mejenguk Habib Rizieq.  Saya pun menyampaikannya kepada Irgi karena jadwal saya di Makkah sampai Kamis pagi. Sebab hari itu saya akan meneruskan perjalanan ke Madinah.

Dan benar, pada Rabu pagi lalu Irgi menghubungi lewat telepon. Dia mengatakan akan jemput saya di hotel pukul dua siang untuk diantar ke rumah HRS. Namun, ada beberapa pertanyaan yang mesti saya jawab. Dia meneruskan amanah pengawal HRS. Pertanyaannya saya jawab di WA, supaya bisa diteruskan ke pengawal HRS.

Jawaban saya atas pertanyaannya, begini:

“ Keperluan saya untuk wawancara”.

“Hahh,” Irgi terkejut.

Saya ingat. Saya pernah kontak langsung sang pengawal berdasar nomer kontak yang diberikan Mustafa Nahrawardhaya, politisi PAN. Dia juga terkejut seperti Irgi “ Kalau wawancara tidak bisa. Yang mungkin silaturahim,” tanggapnya.

“ Harus jelas, Bapak condong ke 01 atau 02,” tanya Irgi.

“ Tidak dua-duanya. Saya wartawan. Saya independen,” jawab saya cepat.

“ Independen maksudnya, apa? Masak tidak milih salah satu?” tanya Irgi lagi.

Mendengar jawaban Irgi saya membatin:” Aduh ini bocah, cerewet amat sih. Dan saya pun maklum bila melihat Irgi yang memang masih muda. Dia anak asal Malang, usia di bawah 30 tahun.

Kepada Irgi saya katakan saja, “Pasti saya memilih salah satu. Nanti pada tanggal 17 April saya akan gunakan hak pilih saya. Sebagai warganegara. Tapi tidak sekarang.”

Saya sadar, sebagai wartawan saya memang tidak boleh berpihak, tidak etis mengumumkan pilihannya lebih-lebih ikut berkampanye di depan publik. Itu bisa mempengaruhi publik. Itu melanggar UU dan kode etik.

“Yang pasti wartawan akan berpihak pada kebenaran, pada pihak yang lemah, dan wong cilik yang ditindas oleh kekuasaan,” begitu percakapan saya dengan Irgi.

Saya sengaja menuliskannya itu di WA supaya sampai ke pengawal dan HRS sekalian. Ini juga saya tujukan untuk menguji HRS apakah menghormati prinsip kerja wartawan.

Mendapat jawaban itu, Irgi tidak menjawab lagi. Tahu-tahu dia sudah datang di hotel menjemput saya untuk diantar ke rumah HRS.

“Bagaimana Irgi?” tanya saya.

“Pengawal membolehkan. Tetapi tetap diminta jaminan dan tanggung jawab dari saya kalau terjadi apa-apa,” ungkapnya. Mereka tampaknya khawatir saya akan buat masalah baru.

Dan saya memang baru mengenal Irgi. Setiap saya bicara, saya tahu dia diam- diam menyelidiki saya. Misalnya dalam sebuah trip perjalanan di tanah suci Irgi sempat bercerita begini:

“Pernah ada wartawan silaturahmi ke rumah HRS. Dia wawancara HRS. Dia minta HRS berfoto bareng dengan isteri dan ketiga puterinya. Yang muncul kemudian foto bersama itu viral di medsos dengan caption: HRS bersenang-senang di Makkah dengan empat isterinya,” kata Irgi.

Atas cerita tersebut, maka di sini saya paham apa yang ditakutkan Irgi serta Habib Rizieq bersama pengawal dan keluarganya. Dan kalau seperti itu memang si wartawan itu telah bertindak mencederai kepercayaan dan hati dari pihak nara sumbernya. Padahal menjaga amanat adalah harus dipegang oleh setiap jurnalis yang baik.

Maka, setelah bertemu langsung, saya melanjutkan pertanyaan kepada Habib Rizieq. Saya bertanya apa saja yang berkelebat di hati saya sebagai seorang jurnalis. Semua uneg-uneg pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam hati dicurahkan.

” Dalam sial keadilan penegakan hukum apa yang paling Anda rindukan di Indonesia?” tanya saya.

Mendengar pertanyaan ini HRS langsung menjawab cepat dengan memakai kalimat yang sedikit panjang.

“Perubahan. Terwujudnya keadilan penegakan hukum. Ketidakadilan penegakan hukum terjadi di Era Presiden RI mana pun. Soekarno. Soeharto, Habibie, Megawati, SBY. Tapi belum pernah seterang benderang, telanjang, dan sejorok seperti era Jokowi, “ kata Habib Rizieq dengan nada bicara ‘blak-blakan’.

Imam Besar FPI ini kemudian memaparkan sejumlah kasus hukum di Tanah Air yang disimpulkan sebagai praktik politik “ belah bambu” pihak penguasa. Kalimat belah bambu secara sadar dia pilih untuk menyebut pilih kasih.

“Satu diinjak, satu diangkat. Berapa banyak tokoh kritis, ulama dan santri kita dipenjara, karena tuduhan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Presiden Jokowi. Tapi secara bersamaan, polisi membebaskan tindakan sama pada orang-orang yang kuat. Ke mana itu anak muda etnik Tionghoa itu, yang khusus merekam dirinya menghina Jokowi, dan menyebarkan video itu sampai viral di media sosial. Dan seluruh dunia tahu. Dihukumkah? dipenjarakah? Ternyata tidak. Polisi malah menerbitkan SP3 dan mengatakan anak itu cuma main-main,” tegasnya.

Selanjutnya Habib Rizieq mengatakan, “Mana itu gubernur yang juga video dirinya viral menghasut dan melakukan ujaran kebencian? Tenang- tenang saja. Seperti tak pernah ada apa-apa. Ini menyakitkan ummat. Menyakitkan rakyat. Lebih sakit lagi, ada santri membuat toko dengan label ‘ toko pribumi” juga dimasalahkan, “ ungkap HRS.

Dan, bagi saya pirbadi, kasus-kasus yang diungkap HRS memang tidak ada yang baru. Sudah menjadi rahasia umum. Yang terbaru adalah tuduhan Habib Rizieq kepada Menlu dan Dubes RI di Saudi mengarahkan aparat dan WNI di Saudi untu memilih Jokowi. Belakangan pernyataannya videonya yang viral mendapat tanggapan Kemenlu dan Dubes RI di Saudi. “ Itu fitnah,” sanggah keterangan resmi Kemenlu dan Kedubes RI.

Nah, terkait soal kasus Menlu di Saudi tersebut, saya pun bertanya pula kepada Habib Rizieq mengenai apa yang sebenarnya terjadi

Apa tanggapan Anda atas jawaban pihak Kemenlu yang dibilang sebagai fitnah itu?”

“Fitnah dari mana? Itu fakta kok. Ah, itu kan terjadi di seluruh lembaga kekuasaan. Semua diarahkan memilih Jokowi. Sudah jadi pengetahuan umum, terang benderang, telanjang dan itu yang saya bilang tadi, sangat jorok,” tukas HRS.

Dia kemudian melanjutkan pernyataan: “Saya kan banyak teman, dari kalangan mereka itu juga yang memberi tahu,“ urainya.

Mendengar jawaban itu, saya makin berani dan terus mengejar dengan pertanyaan berikutnya:

“Ini serius Bib, apakah Anda punya bukti material Menlu dan Dubes RI melakukan pengarahan di Saudi?” Selidik saya.

“Ada. Masak saya berani bicara kalau tidak pegang bukti,” sahut HRS.

“Apakah punya dokumen dan atau bukti tertulis, boleh saya saya dapatkan ?

“Sangat boleh. Lha, orang – orang yang diarahkan itu sendiri yang datang mengadu ke saya. Bukan bukti tertulis lagi. Orangnya sampai bersumpah. Jangan lupa berat bersumpah di Tanah Suci ini, “ sambung Habib Rizieq.

Dan memang, wawancara ini berlangsung seru itu dilakukan di tengah silaturahmi yang diikuti seluruh para tamunya. Irgi yang saat itu ikut menjadi surprise dan lega mendengakan HRS melayani wawancara saya.

“Silahkan Pak Ilham mau tanya apa saja saya layani. Bebas,” sambut HRS.

Adanya pernyataan Habib Rizieq tersebut memang jelas membuat Irgi surprise. Tidak menyangka bila Habib Rizieq sehangat dan seterbuka itu. Ini berbanding terbalik dengan info dari yang saya dapat inner circle-nya.

Maka menyadari hal itu, saya kemudian sempat berpaling dengan memandang ke arah wajah Irgi yang memang terlihat supraise tersebut. Sejenak pula saya

sempatkan mencari-cari wajah para pengawal yang sebelumnya menutup pintu untuk wawancara.

Habieb Rizieq ternyata sosoknya hangat dan terbuka

Sembari bercerita dengan latar belakang dan contoh ketidakadilan penegak hukum, keturunan Sayidina Ali ini melanjutkan soal Ijtima Ulama tempo hari.

Saat itu Habib Rizieq mengatakan, “Kondisi berbangsa dan bernegara kita yang makin parah itulah membuat para ulama, habib, para santri turun gunung. Mendorong diselenggarakan Ijtima Ulama. Mereka mendambakan perubahan. Mengganti pimpinan nasional melalui sarana konstitusi, yaitu Pemilu.

“ Belum pernah dalam sejarah Indonesia para Ulama dan Habib turun langsung ke ranah politik untuk membuat perubahan. Selama ini, peran itu dimainkan oleh para mahasiswa, “ jelasnya.

Habib Rizieq kemudian melanjutkan pernyataan: “Hal utama dan terutama yang menjadi putusan Ijtima Ulama tempo hari adalah mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan dan memerangi kemungkaran. Cara itu harus ditempuh dengan mengganti Jokowi.

Untuk penggantian Jokowi, diputuskanlah untuk mendorong Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Jadi jangan salah, Prabowo-Sandi jadi Presiden dan Wakil Presiden itu sebagai “alat” untuk mencapai tujuan. Bukan tujuan Ijtima Ulama. Insya Allah kalau Prabowo-Sandi menjadi presiden dan wakil presiden, kita pun akan mengawal dia supaya on the track, tidak melenceng. Kalau melenceng juga, yang kita kritisi keras juga,” tegas Habib Rizieq.

Dan harus diakui, saya sadar betul, memang pernyataan HRS soal persaiangan di ajang pilpres kali ini terdengar keras dan membuat ada pihak yang merah telinganya. Saya mahfum serta menganggap masuk akal bila dia merasa diawasi sekaligus ‘membentengi diri’ secara ketat dari berbagi hal yang negatif.

Hal ini misalnya dilakukan ketika semua tamu sejak masuk rumah HRS harus menyerahkan ponsel, kamera kepada petugas. Alat komunikasi dan kamera itu disimpan berjejer di atas meja terbuka yang tampak dan dapat dilihat oleh pemiliknya. Itu salah satu ketentuan atau prosedurnya. Nanti setelah acara, ponsel itu boleh diambil untuk berfoto dengan tuan rumah.

Semula saya ingin protes. Seperti perlakuan kepada kami sekitar sepuluh pemimpin redaksi alami waktu menghadiri undangan makan malam Presiden Jokowi di Istana Negara. Semua ponsel diminta Paspamres di pos penjagaan. Kami protes karena itu pengalaman pertama kami hadapi. Sebab, pada periode presiden sebelumnya tidak diberlakukan seperti itu.

Tapi untuk kali ini, protes atas soal tersebut ke pengawal HRS saya urungkan. Pertimbangannya, pertama, memang bukan tuan rumah yang berinsiatif mengundang, sebab kami lah yang ingin bertemu.

Kedua, memahami pengalaman traumatis dia beberapa kali dikerjai penyusup. Ketiga, HRS orang tak berdaya, tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Beda dengan Presiden Jokowi yang memiliki kekuasaan penuh, yang mestinya tidak perlu memelihara kekhawatiran.

Alhasil, setelah selesai acara bincang bincang yang kemudian dilanjutkan dengan shalat Ashar berjamaah, kini giliran foto bersama. Saya saat itu langsung berdiri menuju ruang sebelah mencari isteri yang tengah berbincang dengan Umi Syarifah.

Namun, tiba – tiba terdengan suara memanggil, suara HRS. Saya berputar. Rupanya formasi foto bersama seluruh jamaah sudah tersusun rapi. “Ayo Pak Ilham, ayo di sini. Teman- teman, kasih jalan, biar beliau berfoto di samping saya,” panggil pria kelahiran Jakarta 1965 itu.

Maka, Klik, klik, klik. Kami berdua berfoto bersama. Sesi mengambil gambar pun segera selesai.

Tapi ternyata tak cukup dengan itu. Para tetamu Habib Rizieq lainnya malah kemudian mengusulkan agar berfoto sekali lagi, dengan pose mengacungkan dua jari. Saya pun langsung tertegun, merasa aneh sendiri.

“Ayo, semua yah. Kecuali Pak Ilham. Sebagai wartawan, kita harus hormati pendiriannya, meski tidak sejalan dengan kita,” HRS sendiri berseru begitu.

Mendengar pernyataan itu, saya jelas merasa tersanjung dengan statement sepotong itu. Demokratis sekali. Secara otomatis tiba-tiba bibir dan batin ini tergerak mengucap selarik doa:

Ya, Allah, semoga Habib Rizieq Shihab dan keluarga senantiasa mendapatkan petunjuk dan bimbinganMu. Dijaga kesehatannya, dan dirawat iman Islamnya (Fn).

Tags: HRSJokowipilpres 2019Prabowo

RelatedPosts

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

14 April, 2021
Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

13 April, 2021

Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

14 April, 2021

Primitif Pemikiran Politik KSP Moeldoko

11 April, 2021

PW PII Jawa Timur Usung Visi SEHATI

11 April, 2021

Bantuan Logistik, Air Bersih, dan Tenaga Kesehatan Masih Dibutuhkan Korban Banjir Bandang NTT

11 April, 2021

POPULAR NEWS

  • Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

    Gagasan Dasar Strategi Kelembagaan KBPII Jawa Barat Ke Depan

    562 shares
    Share 225 Tweet 141
  • PW PII Jawa Timur Usung Visi SEHATI

    554 shares
    Share 222 Tweet 139
  • Ramadan Kemarin Saja Masih Punya Utang Puasa, Kini Ramadan Sudah Datang Lagi. Bagaimana Hukumnya?

    546 shares
    Share 218 Tweet 137
  • Bantuan Logistik, Air Bersih, dan Tenaga Kesehatan Masih Dibutuhkan Korban Banjir Bandang NTT

    540 shares
    Share 216 Tweet 135
  • Milenial Indonesia: Maraknya Terorisme Bukti Kegagalan Sistem Pendidikan!

    534 shares
    Share 214 Tweet 134
Kanigoro Newsline

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc.

Follow us on social media:

Recent News

  • Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan
  • Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini
  • Antara Vaksin Merah Putih dan Nusantara, Memburu Vaksin Covid-19

Category

  • Artikel
  • Berita
  • Dunia Islam
  • Featured
  • Gallery
  • Jalan Pinggir
  • Karikatur
  • Polling
  • Video

Recent News

Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan

Nekat Mudik? Korlantas Siapkan 333 Titik Pos Penyekatan

15 April, 2021
Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini

Mudik Lebaran 2021 Ditiadakan Kecuali untuk Kriteria Ini

15 April, 2021
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling

© 2021 Kanigoro - Kanigoro Newsline

No Result
View All Result
  • Berita
  • Opini Publik
  • Dunia Islam
  • Jalan Pinggir
  • Polling

© 2021 Kanigoro - Kanigoro Newsline

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In